Minggu, 21 Oktober 2012

The Story Behind My PP


Seminggu yang lalu saya memasang profile picture ini pada BBM saya, awalnya tanpa niatan khusus apa pun. Hari itu saya pindahan rumah, dan bertepatan dengan itu pula saya akhirnya memutuskan minta dibelikan freezer 5 rak kepada suami saya setelah 4 bulan menyewa. Habis, diitung2 nyewa 10 bulan aja udah bisa beli yang baru.
Memang reaksi ini agak terlambat, karena anak saya sebenernya udah nyaris 10 bulan, sudah lewat fase ASI Eksklusif. Tapi, saya punya niatan bisa meneruskan pemberian ASI kepada anak saya sampai umur 2 thn, jadi akhirnya saya beranikan diri untuk mengajukan proposal pembelian freezer meskipun kesannya terlambat.
Kenapa saya baru beli freezer minggu kemarin dan baru menyewa freezer setelah anak beres ASI Eksklusif? Alasannya adalah: saya nggak pede. Takutnya udah mahal2 beli freezer eh ASInya dikit dan gak bisa nyetok banyak2, walhasil nanti freezernya lowong. Makanya selama 6 bulan pertama, saya memilih beli kulkas dua pintu aja. Ternyata alhamdulillah ASI saya makin lama makin banyak, dan freezer kulkas saya nggak sanggup lagi menampungnya. Awalnya sih saya menyalurkan kelebihan ASI dengan mendonori beberapa bayi lain, tapi setelah anak saya lulus ASI Eksklusif saya memutuskan untuk membekukan puree juga sebagai MPASI-nya dan untuk itu saya butuh ruang lebih di freezer. Waktu itu masih belum pede juga mau beli, jadi mencoba untuk menyewa dulu dan sekali nyewa harus langsung 3 bulan. Itulah sebabnya, setelah terbukti saya mampu memenuhi freezer lima rak tersebut dengan stok ASIP untuk Nizam, anak saya, maka saya akhirnya pede untuk minta dibeliin freezer.
Kembali lagi ke Profile Picture (PP) saya. Saya memasang PP tersebut setelah sukses memindahkan stok ASIP saya dari freezer sewaan ke freezer yang baru saya beli. Rasanya cukup bangga akhirnya punya freezer sendiri dan terisi penuh. Jadi, saya foto untuk dokumentasikan. Terus iseng deh saya display di BBM dengan titel: Berhasil memindahkan ASIP satu freezer (gambar dancing). Siapa yang menyangka memajang PP tersebut di BBM memicu serangan reaksi dari temen2. Bertubi2 tuh mulai dari dipasang sampe hari ini saya masih mendapatkan reaksi terkait PP tersebut. Rata2 dari busui juga yang bekerja juga dan yang mencoba untuk nyetok juga. Reaksinya juga rata2 bernada kagum binti takjub. Yang paling sering ditanyakan adalah: Mbak, makannya apa ya asinya bisa banyak begitu? Banyak pula yang minta tips supaya bisa banyak ASI-nya. Tapi, ada juga yang dengan jujur bilang iri, atau jadi merasa ciut karena ASI mereka sedikit dan stok ASIPnya nggak bisa sebanyak saya. Tapi untungnya lebih banyak yang merasa termotivasi dan ingin bisa punya stok ASIP sebanyak saya.
Melihat reaksi2 itu, saya merasa perlu menjelaskan kepada teman2 sekalian dengan membuat sedikit catatan ini.
Pertama, saya nggak berniat membuat siapa2 menjadi ciut dan rendah diri melihat stok ASIP saya itu. Saya senang kalo ternyata PP saya bisa memotivasi (bahkan ada yang menjadikan PP saya PP mereka juga untuk motivasi), tapi jelas saya nggak bermaksud boasting atau pamer jadi saya agak menyesal kalau ternyata ada yang malah jadi minder lihat PP saya.
Kedua, saya nggak mencapai stok ASIP sebanyak itu tanpa usaha dan kerja keras. Saya seorang ibu yang memompa eksklusif (exclusively pumping or e-ping)—memberikan hanya ASIP kepada anak saya karena tidak bisa menyusui langsung—dan menurut saya sih harusnya bunda2 yang menyusui langsung akan lebih mudah mempertahankan suplai ASI mereka karena nggak ada isapan pompa yang menyamai isapan bayi efektifnya dalam hal mengosongkan payudara.
Ketiga, saya nggak minum atau makan makanan yang khusus. Biasa aja. Saya juga nggak punya trik-trik tertentu. Karena saya e-ping maka saya mencoba untuk disiplin memompa bahkan saat saya sedang dinas ke luar kota. Bukan hal yang mudah, tapi tekad saya untuk bisa memberikan ASI sampai Nizam 2 tahun selalu sukses mengalahkan rasa jemu dan cape saya memompa. Jadi kalo ada yang nanya makannya apa sih mba? Ya saya makan nasi, makan sayur, makan daging2an, semua dalam porsi normal2 saja. Minum memang saya perbanyak, karena kalo minum sedikit kerasa sekali hasil perahan menurun. Suplemen menyusui saya minum sejenis produk susu kedelai khusus ibu menyusui, tapi nggak terlalu banyak pengaruhnya meskipun membuat suplai meningkat sedikit.

Saya akhirnya memasang PP tersebut sampai seminggu (baru saya ganti hari ini) karena menyadari banyak yang termotivasi dengan melihat PP saya itu. Beberapa malah konsultasi, dan dengan senang hati saya suntik lagi dengan motivasi2 karena hanya itu yang bisa saya berikan saat ini untuk membantu sesama busui yang bekerja.
Sebagai pribadi saya memang selalu beranggapan ASI is the best for your baby, tapi saya nggak pernah menilai negatif bunda2 yang terpaksa memberikan susu formula karena ASI mereka ’sedikit’.  Ini karena saya tahu rasanya menjadi salah seorang dari bunda2 tersebut.  Nizam pernah mendapat susu formula selama 1 bulan pertama kehidupannya. Dan saya pernah stres mendekati depresi karena ambisi saya sendiri yang pingin bisa menyusui langsung + kasih ASI eksklusif sampai 6 bulan. Mau tau kenapa dan gimana itu bisa terjadi? Terus ikutin catatan saya ya.....insya Allah bisa konsisten nulis lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar