Siapa sih orangtua yang belum pernah
menghadapi anak demam? Sebagai seorang dokter, saya merupakan saksi hidup bahwa
demam merupakan alasan tersering orangtua tergopoh-gopoh membawa anaknya ke
dokter. Jika mengingat peran saya sebagai agen pengedukasi masyarakat tentang
kesehatan, saya termasuk cerewet masalah demam ini. Selain cerewet, sebagai ibu
dari dua orang balita, saya selalu mencoba memberikan contoh bagaimana
menangani demam saat anak saya sedang demam.
Tapi, tentu aja saya sebagai dokter dan saya
sebagai ibu memiliki jalan pikir yang berbeda. Seorang dokter harus logis,
berpikir dengan dasar keilmuan yang telah dipelajari. Seorang ibu? Liat anaknya
sakit ya galau gelisah merana lah.....boro-boro berpikir logis, anak demam
biasanya rewel, maunya nempel sama ibunya, jam tidur ibu kacau balau sehingga
saking lelahnya mau mikir aja susah. Belum lagi liat anak lemes, nggak mau
main, nggak lincah, so heart broken deh. Ibu mana sih yang tega liat anaknya
sakit?
Sering nih, saat praktek saya dihadapkan pada
tipe orangtua mudah panik. Anak demam baru sehari sudah dibawa ke dokter,
alasannya: anak lemas, rewel, nggak bisa tidur, nggak mau makan, dll dll dll.
Intinya justifikasi bahwa memang si anak harus dibawa ke dokter. Saya akan mencoba
berempati dengan si orangtua dan mencoba memahami kepanikan mereka, namun
karena peran saya adalah dokter dalam hal ini maka logika saya tentu masih
jalan. Demam satu hari mau kasih diagnosis apa sih? Kalau belum ada gejala yang
jelas misal: batuk pilek, muntah, diare, ruam, tentu akan mustahil bagi si
dokter untuk menegakkan diagnosis. Kecuali dokternya separuh cenayang.
Seringnya berhadapan langsung maupun tidak
langsung dengan orangtua yang panik saat anaknya demam membuat saya
bertanya-tanya: Kenapa ya demam masih
begitu ditakuti oleh kebanyakan orangtua? Saya sering bilang ke temen-temen
saya yang curhat ketika anaknya demam: JANGAN TAKUT SAMA DEMAM. Kalimat itu
biasanya akan dibantah oleh temen2 saya, dianggap salah, dianggap saya
menyepelekan demam. Ada beberapa temen yang sependapat, namun kebanyakan sih
nggak setuju dan ujung-ujungnya tetap lari tergopoh-gopoh ke dokter (ke UGD
kalau hari libur atau sudah malam). Apa lacur? Kalau ketemu dokter yang bisa
rasional juga dan tahan menghadapi orangtua panik yang merasa have to do
something, alhamdulillah. Kalo nggak? Bisa ditebak deh ceritanya: dikasih
penurun panas via dubur, bahkan ada yang langsung diminta cek darah dan
dirawat/diinfus. Demam satu hariiiiii.......periksa darah juga apa yang mau
didapet?
Ok, parents...the truth is:
1.
DEMAM ITU TEMAN, DEMAM ITU BAIK,
DEMAM ITU NGGAK PERLU DITAKUTI. Justru kalau nggak ada demam padahal tubuh kita
terinfeksi, berarti ada yang salah dengan tubuh kita. Demam adalah cara alami
tubuh memerangi virus, bakteri, apa pun yang menginfeksi kita. Jadi, jangan
panik dan cemas ingin segera menurunkan demam.
2.
DEMAM MENANDAKAN ADANYA INFEKSI.
Jadi? Infeksinya yang harus kita lacak. Penyebab demamnya yang harus kita cari.
Selain itu anak yang demam cairan tubuhnya cenderung menguap lebih banyak,
sehingga diperlukan asupan cairan yang lebih banyak dari biasanya supaya tidak
DEHIDRASI. DEMAM TINGGI ( di atas 38 derajat celcius) bukan berarti penyakit
yang diderita juga berat, sebaliknya DEMAM SUMENG juga tidak menjamin penyakit
yang diderita ringan. Boleh memantau suhu anak saat demam, tapi jangan terlalu
terpaku pada tinggi rendahnya suhu.
3.
DEMAM <72 JAM TANPA GEJALA YANG
JELAS (gejala jelas adalah batuk pilek, muntah, diare, ruam dll) maka BELUM
DAPAT DITEGAKKAN DIAGNOSIS. Terapi yang diberikan hanya bisa supportif,
bersifat menyamankan saja seperti pemberian Paracetamol atau kompres hangat
pada lipatan tubuh.
4.
UMUMNYA INFEKSI PADA BALITA/ANAK
BERSIFAT RINGAN DAN DISEBABKAN VIRUS, SELF LIMITED ALIAS SEMBUH DENGAN SENDIRINYA
TANPA PERLU DIBERIKAN TERAPI APA PUN. Jika anak demam dan di bawah 72 jam sudah
sembuh, meskipun tidak ada gejala yang jelas, meskipun diagnosis pasti tidak
dapat ditegakkan, very likely penyebabnya virus.
5.
JIKA DEMAM DISERTAI GEJALA JELAS
sebagai berikut, maka kemungkinan diagnosisnya adalah sebagai berikut:
a.
BATUK DAN/ATAU PILEK: Infeksi
Saluran Napas Atas alias ISPA, seringnya disebabkan oleh virus common cold,
lebih jarang disebabkan oleh influenza. Warning sign: sesak napas, dehidrasi
atau kurang cairan. Terapi suportif: cairan. Jika disertai SESAK NAPAS segera
dibawa ke UNIT GAWAT DARURAT untuk penanganan segera.
b.
MUNTAH DAN/ATAU DIARE:
Gastroentritis. Warning sign: DEHIDRASI. Terapi suportif: ORALIT dan CAIRAN
SEBANYAK MUNGKIN untuk mencegah dehidrasi. Yang harus dipahami orangtua adalah:
tanda-tanda dehidrasi.
c.
RUAM: bisa berbagai infeksi virus
seperti Roseola, Campak (Measles), HMFD (flu singapur), dll dll. Terapi
supportif: CAIRAN. Yang harus dipelajari, ruam itu seperti apa, dan berbagai
jenis penyakit yang mungkin menimbulkan ruam.
Masih ada berbagai
infeksi virus lain yang mungkin menginfeksi anak, namun tiga gejala yang saya
tulis di atas adalah yang paling sering ditemui. Kalo ditilik2 ada satu
kesamaan yah, semuanya terapinya CAIRAN. Meskipun untuk gastroenteritis
spesifik harus ORALIT. Jika terdapat gejala2 jelas tersebut, dan anak secara
klinis baik-baik saja, nggak ada kondisi gawat darurat maka sebenarnya nggak
perlu dibawa ke dokter. Cukup berikan cairan yang cukup dan nyamankan anak agar
bisa beristirahat. Silakan ke dokter untuk evaluasi jika dalam waktu 7 hari
anak masih demam (terus menerus, tanpa fase bebas demam) dan klinis anak tidak
ada perbaikan.
Setiap ada orangtua
panik tergopoh-gopoh datang karena demam, atau teman2 yang konsultasi saat
anaknya demam, sebisa mungkin saya mencoba menjelaskan hal-hal di atas. Dan
hasilnya nggak selalu mendapat sambutan positif, seringnya sih teman saya
tersebut tetap mengikuti rasa paniknya dan membawa anaknya ke dokter/UGD.
Apalagi jika demamnya tinggi banget. Khawatir kejang...biasanya itu alasannya.
(Nah, kalo ngomongin kejang demam, itu cerita lain lagi. Berhubungan dengan
demamnya tapi tidak berhubungan dengan infeksinya. Saya share di lain
kesempatan ya tentang kejang demam.)
Mungkin sih yang terbit
dari pikiran teman2 yang saya ceramahin tentang JANGAN TAKUT PADA DEMAM adalah:
wajar aja dia nggak takut, kan dia dokter atau dokter gemblung nih masa demam
nggak usah ditakutin, atau coba kalo anak dia yang demam masih bisa nggak
ceramah begitu? Tapi, memang demikian
adanya berdasarkan literatur-literatur ilmiah yang saya pelajari. Demam nggak
perlu ditakuti. Dan bekal untuk nggak takut dan nggak panik saat demam adalah
dengan membaca dari sumber yang tepat. Nah, dalam konteks saya sebagai seorang
ibu tentu saya juga punya rasa nggak tega dan sedih melihat anak demam. Namun
alhamdulillah, dengan banyak membaca saya jadi lebih tenang dan bisa
menggunakan logika saat anak demam. Memang latar belakang medis saya cukup
membantu, sehingga kalau kepanikan seorang ibu menguasai otak saya maka saya
akan lempar ke sisi dokter saya. Jika saya menghadapi pasien dengan kasus
begini, apa yang akan saya lakukan? Alhamdulillah it helped a lot.
Namun, jikapun saya
nggak berlatar belakang medis, saya rasa dengan menggali ilmu dari sumber yang
tepat tentu bisa mengurangi kekhawatiran kita pada saat anak sakit. Di era
globalisasi komunikasi seperti saat ini, tentu udah nggak jaman lagi pasrah
bungkukan kepada dokter atau tenakes apa pun. Kita sendiri sebagai orangtua paling
tidak harus mau belajar, dan harus mengesampingkan rasa panik dan mengedepankan
logika kita. Tegakah melihat anak sakit? Tentu nggak. Tapi, apakah kita tega
memberikan obat2an yang tidak diperlukan anak kita, merisikokan anak kita
terpapar kuman2 rumah sakit padahal sebenarnya anak kita tidak perlu dirawat?
Konklusi dari
tulisan saya kali ini adalah: if you love your children learn more about their
health. Berpikir jauh ke depan, jangan hanya untuk sekarang J
Sumber yang harus
dibaca terkait Demam:
http://milissehat.web.id/?p=1
Casinos Near Bryson City by Bus or Train | MapyRO
BalasHapusFind Casinos 남양주 출장샵 Near 경상북도 출장샵 Bryson City by Bus or Train locations and pay by phone or online. 전라북도 출장안마 The 양주 출장마사지 hotel features a restaurant, a casino, and 대구광역 출장마사지 a bar.